Laman

Rabu, 08 Februari 2012

Karena Cinta Terjadi Begitu Saja

Entah sejak kapan diri ini merasa begitu hangat, begitu nyaman
Sampai tak ingin ku buka mata yang terpejam ini
Entah sejak kapan aku merasa hari akan selalu cerah
Walaupun langit mendung dan badai mengancam datang

Entah sejak kapan senyuman itu dapat membuat hati ini melayang
Membuatku merasakan semilir angin yang bertiup dimusim panas
Entah sejak kapan tawa itu terdengar begitu merdu
Seperti kicauan riang burung-burung dimusim semi

Entah sejak kapan hidup ini terasa begitu hampa tanpa kehadiranmu
Terasa sunyi, sepi. Begitu kosong
Entah sejak kapan rindu ini terasa menusuk-nusuk saat sosokmu tak terlihat
Membuatku ingin beranjak dan mencari dirimu yang telah membuaiku

Dirimu yang lugu dan polos
Dirimu yang mempesona
Dirimu yang seperti ini

Membuatku membiarkan rasa ini menerobos masuk
Mendiami lubuk hatiku yang terdalam
Membuat seolah-olah dunia berada dalam genggamanku

Tapi aku tidak sadar
Aku begitu terlena oleh pesonamu
Sehingga aku tidak tahu sejak kapan rasa ini menyelimutiku
Rasa senang ini, rasa cinta ini
Semua terjadi begitu saja
Tidak ada alasan yang logis
Tidak ada alasan yang pasti
Dan dengan senang hati kubiarkan semua itu terjadi

Jumat, 03 Februari 2012

Karena Cinta Terjadi Begitu Saja

Title : Sunshine Becomes You
Author : Ilana Tan
Rate : *****



Rasa penasaran yang teramat sangat membuatku tidak berpikir lagi untuk membeli novel ini. Aku bahkan sudah memberi tanda pada kalenderku, dan tanggal 2 Febuari kemarin-hari di mana novel ini terbit-, tepat setelah aku menyelesaikan ujian terakhirku, aku langsung melesat ke Gramedia.
Mataku membelalak dan napasku tercekat begitu melihat novel ini ada di deretan buku paling atas. Abis itu udah tau, kan kelanjutannya?
Yaaap! Tanpa basa-basi lagi, langsung ku ambil novel itu dan membawanya ke kasir.
Dan sekarang,-setelah aku berhasil menyelesaikan novel ini dalam waktu 2 hari-, aku akan menulis reviewnya sedikit.

Walaupun tidak ada hal lain di dunia ini yang bisa kau percayai, percayalah bahwa aku mencintaimu. Sepenuh hatiku.

Alex Hirano-seorang pianis hebat yang cukup terkenal-, terpaksa membatalkan semua konsernya sampai akhir tahun karena cidera yang terjadi pada tangannya.
Dan kekesalannya semakin bertambah ketika Mia Clark-gadis yang bertanggung jawab atas cidera yang dialami Alex- datang menemuinya dan menawarkan bantuan.
Apa boleh buat.
Alex menerima tawaran gadis itu, karena satu-satunya hal yang bisa ia lakukan hanya dengan satu tangan adalah membuat dapurnya berantakan, dan kebetulan kopi buatan gadis itu sangat enak.
Tapi, ia tetap bersikap sinis pada gadis itu. Ia tidak menyukainya, gadis itu adalah malaikat kegelapannya. Ia selalu takut jika gadis itu akan melukai tangannya yang lain atau bahkan kedua kakinya.

Ya! Alex masih tidak menyukai gadis itu.
Sampai Alex melihat Mia Clark menari, dan terpesona padanya. Gadis itu berhasil menyihir Alex dengan tariannya, membawa Alex masuk mengikuti cerita yang ia sampaikan lewat gerakannya yang anggun.
Tapi ternyata bukan hanya itu. Saat gadis itu tertawa, Alex langsung bertanya-tanya, bagaimana ia bisa berpikir bahwa gadis yang memiliki tawa secerah matahari itu adalah malaikat kegelapan.

Awalnya, mata hitam yang menatapnya dengan tajam dan dingin itu membuat Mia gemetar ketakutan dan berharap bumi menelannya detik itu juga.
Kemudian Alex Hirano tersenyum, dan jantung Mia yang malang melonjak dan berdebar begitu keras sampai-sampai Mia takut Alex bisa mendengarnya.
Dan astaga!!!
Ia juga merasakan aliran hangat mengaliri tubuhnya ketika Alex menggenggam tangannya.

Semuanya sudah berjalan baik, nyaris sempurna.
Ketika tiba-tiba kenyataan berkata lain.
Rahasia yang selama ini tertutup rapat akhirnya terkuak sedikit demi sedikit.
Menutup kisah yang terjadi di bawah langit New York dengan pilu.

Karena cinta terjadi begitu saja. Kau tidak bisa memaksakan diri mencintai seseorang, sama seperti kau tidak bisa memaksakan diri membenci orang yang kau cintai.

Novel ini sangat sangat menguras emosi. Sungguh!!!
Membuat ekspresiku berubah hampir setiap detik, membuatku berkali-kali menahan napas, membuatku berkali-kali terkesiap, takjub.
Dan menurutku, novel ini lebih dari Two Thumbs Up.
Kyaaaaaaa~ Love this novel so much.... XD

Profesionalisme Sang Detektif

Title : The Boy-Sherlock Holmes : Death in the Air
Author : Shane Peacock
Rate : *****




Sebenarnya-waktu aku mampir ke Gramedia, Plaza Semanggi hari itu-, yang ingin ku beli adalah buku Pengantar Akuntansi. Tetapi, bukunya nggak ada dan yang tertangkap oleh mataku adalah buku ini. The Boys Sherlock Holmes yang kedua. Jadi, begitulah. Buku akuntansinya nggak dapat yang aku beli malah novel ini. Tapi aku memang lebih senang mendapatkan novel ini dibandingkan buku akuntansi. :p

London, musim panas, 1867. Enam minggu setelah Sherlock berhasil menyelesaikan kasus pertamanya, ia sudah kembali dihadapkan oleh kasus baru.
Monsieur Mercure, seorang bintang trapeze terkenal, tiba-tiba saja terjatuh dari ketinggian tiga puluh meter. Tubuhnya jatuh begitu saja, menghantam lantai kayu Crystal Palace yang keras.
Tentu saja polisi hanya menganggap hal ini sebagai kecelakaan biasa. Tetapi, Sherlock memiliki pikiran lain. Keganjilan pada batang trapeze yang patah membawanya pada suatu kesimpulan, kasus percobaan pembunuhan. Ya! Seseorang-atau beberapa-mencoba membunuh bintang trapeze terkenal itu dengan membuatnya seolah-olah itu adalah kecelakaan biasa.

Kali ini, Sherlock Holmes muda menunjukkan profesionalismenya sebagai seorang detektif. Ia menyelidiki, mengumpulkan fakta-fakta, menelusuri setiap kejadian, menginterogasi orang-orang yang ia anggap sebagai tersangka. Sampai semua itu menuntunnya pada suatu hasil yang membuatnya tersenyum lebar. Siapa yang akan menyangka bahwa jatuhnya Mercure ada hubungannya dengan uang yang hilang di Crystal Palace dan semua itu juga berhubungan dengan "tikus-tikus" jalanan Brixton, kelompok penjahat paling kejam dan paling licin di London, yang tidak akan segan-segan menghabisi nyawa orang untuk mencapai tujuan mereka.

Dan sekali lagi, Sherlock Holmes berhasil menutup kasusnya dengan sempurna.
Walaupun begitu, kepolisian masih belum mau mengakui kemampuan si bocah jenius itu.
Sherlock berjanji pada dirinya sendiri, ia berjanji bahwa ia akan mengembangkan otaknya setiap hari, berusaha keras sekolah, mempersiapkan diri untuk memasuki sebuah universitas suatu hari... dengan cara apa pun. Ia akan menjadi sebuah mesin penumpas kejahatan, yang tidak pernah disaksikan oleh seluruh penduduk Inggris sebelumnya.

Semua kejadian dalam novel ini membuat jantungku berdebar-debar.
Lagi-lagi two thumbs ku berikan kepada Shane Peacock.